Akhirnya aku berdoa pada Yang Kuasa, "Mohon diberi petunjuk sekiranya penelepon tak dikenal tadi adalah atas Kehendak Mu". Aku tidak berani bertindak atas fikirku semata agar semuanya benar-benar atas Kehendak-Nya, Allah Penguasa Semesta Alam.
Akhirnya, aku terima telpon tersebut. Sayup-sayup terdengar suara seorang ibu yang sedang menangis tergetar menceritakan sakitnya. Ya, Allah, untuk kesekian kalinya aku mendengar hal ini.
"Berilah petunjuk Mu atas semua ini agar menjadi kebaikan bagi ku, dia, dan orang-orang sekeliling kami".
Dua hari kemudian, si ibu tersebut (ibu Lk, aku samarkan), datang menemuiku. Airmatanya berurai deras, menceritakan sakitnya, tumor rahim! Badannya sakit semua, tiap hari, kepala pusing luarbiasa, perut seperti diremas-remas, dan susah tidur. Sudah dioperasi namun tumbuh lagi. Tumor sudah menempel ginjal!
Ibu lk: " Saya berusaha mencari nomer Mas Fitrul, namun tidak satupun nomer saya dapatkan. Beliau-beliau tidak berani memberi nomer hp Mas tanpa seijin Mas. Saya frustasi, saya menangis, dan memohon pada Allah agar diberi petunjuk atas penyakit saya." Ibu Lk mengurai cerita sambil berlinang air mata. Para sahabatnya tak terasa meneteskan airmata masing-masing.
Ibu lk: " Anak saya masih kecil-kecil Mas, saya takut Allah sewaktu-waktu memanggil saya. Saya harus hidup demi membesarkan anak2 saya. Mohon bantulah saya agar saya bisa mewujudkannya. Saya yakin Mas Fitrul-lah yang dikirim Allah untuk saya."
Fitrullah (saya):" Ibu, sebelumnya saya pribadi mohon maaf jika tidak bisa menerima telpon ibu tempo hari. Bukan atas saya, namun biar Allah Penguasa Alam Semesta dan Penguasa Segala Kejadian di muka bumi ini yang memberi jalan. Ibu keliru kalau menganggap saya bisa mengatasi permasalahan ibu. Hanya Allah yang Maha Bisa. Saya sama seperti ibu, manusia lemah tak berarti di hadapan Allah.
Saya takut mendahului Kehendak Nya dengan menerima telpon ibu. Biar semua atas petunjuk Nya."
Bagaimana bisa dua buah tumor rahim di dalam perut kita bisa sirna? Itu semua atas Kehendak Nya. Percayalah pada Allah, jangan pada saya. Ibu keliru kalau percaya pada saya. Allah menganugerahi saya tentang Syaraf-syaraf tubuh, ya itu benar. Namun perlu diingat bahwa tepat tidaknya urutan syaraf yang disentuh, juga atas Petunjuk Nya.
" Allah itu Nyata. Dia itu eksak. Maka untuk mengerti kebesaran Dia, maka kita semua harus bersyariat, harus eksak, harus bisa memahami Teknologi Tuhan. Untuk memahami Teknologi Tuhan, kita harus mengerti cara kerja ilmiahnya."
" Tumor itu bisa dilumpuhkan dengan teknik syaraf. Urutannya harus tepat, agar efektif, sehingga tumor bisa dilumpuhkan. Tumor juga makhluk Nya, maka biar Allah yang menunjukkan saya urutan syaraf yang harus disentuh. Namun, ibu harus menjaga makanan dahulu agar proses penyembuhan terjadi".
"Saya akan usahakan bantu ibu nanti sore, biar saya selesaikan dulu riset valuta asing saya siang ini".
Ibu lk: " Iya Mas, terima kasih atas waktunya. Saya akan tunggu kabar Mas dan segera menemui Mas.Semoga Allah meridhoi semuanya".
Beberapa hari kemudian,...............
Aku mendapat laporan dari ibu lk kalau keluar serat-serat daging berlendir dàri kencing tiap hari. Tepat seminggu sebelum lebaran, ibu lk melaporkan keluar gumpalan-gumpalan daging berlendir, banyak sekali sehingga memenuhi closet. Maha Besar Allah!
Dan keesokan harinya, tangannya yang bengkak menjadi kempes seperti sedia kala!.
Semoga kesembuhan atas ibu Lk terus berlangsung.
FITRULLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar