(keterangan: gambar diambil dari kaskus, sebagai ilustrasi semata)
" Ya, saya ingat dia, seorang yang tidak begitu dipandang orang lain, orang pinggiran, kurang terdidik, bekas anak jalanan, namun menjelma menjadi sosok yang baik dan santun, sudah terangkat derajatnya dan mampu berkeluarga dan memiliki rumah."
===================================================================
Sering saya ditanya oleh beberapa
orang: ” Apa masnya nggak khawatir jika tidak mendapat uang dari
kegiatan membantu orang-orang tersebut? Kan secara fisik, fikiran, dan
biaya sudah dikeluarkan untuk membantu mereka.
Saya pun menjawab: ” berarti Anda belum paham apa yang saya lakukan ini di www.fitrullah.com. Saya melakukan di www.fitrullah.com memang hanya ingin berbuat terbaik apa yang saya bisa, semampunya saya. Seluruh society care saya di www.fitrullah.com tidak pernah meminta apapun, karena biar Allah yang mengaturnya,
tiada keraguan sedikitpun di hati saya akan hal itu, seikhlasnya,
semampunya, tidak perlu memikirkan saya, karena saya melakukan itu semua
hanya demi mengharap ridho-Nya semata, kewajiban saya untuk masyarakat
dan bangsa saya. Jadi www.fitrullah.com adalah dedikasi saya untuk membantu semampu saya untuk masyarakat.
————————————————————————
“Jadi www.fitrullah.com adalah dedikasi saya untuk membantu semampu saya untuk masyarakat.”
————————————————————————
“Sudah banyak yang mengatakan bahwa
apa yang saya lakukan seharusnya bernilai materi luarbiasa. Saya pun
hanya tersenyum mendengarnya. Iya, saya paham itu, namun melihat mereka
berjuang dan saat saya mendampingi agar mereka mampu keluar dari
penderitaan sakitnya adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Sering kok
saya menginap hanya untuk menemani/ menjaga/ memberi semangat
beliau-beliau agar tidak putus asa terhadap sakitnya.
Hujan, badai, petir menyambar di
depan saya di tengah hujan pun sering saya lalui. Ya, saya bisa kuat
karena saya merasa harus melakukan sesuatu untuk mereka yang
membutuhkan. Jiwa saya merasa terpanggil untuk bisa berbuat seoptimal
mungkin.”
Pernah suatu hari sepeda
motor saya mogok di tengah jalan dan dengan terpaksa saya pun
menuntunnya (tidak bisa saya utak utik lagi karena mogok total).
Anda tahu? tiba-tiba setelah menempuh 200 meter an,
saya pun disapa oleh seseorang yang saya agak lupa. Orang itu pun
menghampiri saya dan menawarkan untuk menuntun sepeda motor saya: “Biar
saya yang mengurus sepeda motor mas fitrul, mas fitrul silahkan pakai
sepeda motor saya ini.”
Saya pun menjawab: ” Lho, bagaimana
Anda pulang ke rumah? nggak lah mas, biar saya sendiri yang tuntun
sepeda saya hingga bertemu tukang service terdekat. Sudah gpp, sudah
biasa, ini ujian saya”
Orang itu pun setengah memaksa dengan sopan pada saya, “Gak
apa-apa mas fitrul, sudah, ini stnk saya, sepeda motor saya dipakai
saja, biar jenengan nggak kecapaian, bisa pulang kembali ke rumah,
karena masih banyak yang membutuhkan jenengan mas. Sudah jangan fikirkan
saya mas”, katanya sambil tersenyum.
Ya, Allah, terharu saya mendengarnya,
melihat dia bersedia dengan ikhlasnya menuntun sepeda motor saya hingga
menemukan tukang service terdekat (entah berapa jauh jaraknya dari
tempat kami bertemu tersebut, saya kurang begitu paham).
Ya, saya ingat dia, seorang yang tidak begitu dipandang orang lain, orang pinggiran, kurang terdidik, bekas anak jalanan, namun menjelma menjadi sosok yang baik dan santun, sudah terangkat derajatnya dan mampu berkeluarga dan memiliki rumah. Tidak saya sangka jika derajatnya diangkat Allah setelah pertemuan saya terakhir dahulu di saat dia bukanlah apa-apa.
Hal-hal seperti inilah yang membuat saya terkagum-kagum atas Kekuasaan Allah SWT hingga kini.
Dia pun berkata pada saya:
“Saya sekarang sadar mas fitrul bahwa Allah melalui mas fit, sudah
merubah hidup saya hingga saya sekarang ini merasa percaya diri dan
berusaha untuk berbuat baik untuk diri saya, keluarga saya, dan
masyarakat sekitar saya. Saya menuntun sepeda motor mas fit itu
kebahagiaan saya yang mungkin tidak bisa membalas semuanya. Ayo mas,
mampir ke rumah saya, makan di rumah saya, jenengan sudah menuntun jauh
sekali dan butuh istirahat, monggo mas”.
Anda tahu, saya pun meneteskan air
mata mendengar dan melihat ekspresi tulusnya. Ya, Allah, Engkau
benar-benar Maha Besar, Maha Kuasa lagi Maha Penyayang.
Anda tahu? Hal-hal seperti di atas
itulah yang membuat saya yakin bahwa jangan pernah Anda fikirkan materi
atas semua tindakan Anda, yang penting bermanfaat untuk orang lain itu
sudah cukup. Allah Maha Mengetahui kebutuhan kita, sudah ditakar Allah,
hanya tinggal kita sendiri saja yang harus memahami Sunatullah-Nya atas
seluruh kehidupan semesta alam.
#Bahwasanya Hidup itu adalah
belajar dan terus belajar tentang kehidupan, tiada pernah berakhir meski
mendekati kesempurnaan yang kita anggap sempurna. Mengapa? karena tiada
kesempurnaan itu bisa melekat di diri manusia, hanya Allah SWT yang
Maha Sempurna. Ya, Hanya DIA semata.
FITRULLAH
Global Society Care
(note: dialog di atas terkadang dalam bahasa Jawa dan saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia semirip mungkin yang saya ingat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar