Itulah Mengapa Saya Suka Menolong Orang-orang Jujur yang Bermartabat tanpa pandang bulu.
Tempo hari, seperti biasa jika kesembuhan datang dari hal-hal yang tidak masuk akal, karena jelas dari Kekuasaan Allah semata, dari bengkak penderita kanker payudara yang mulai mengempis bengkak lengannya hingga syaraf terjepit seorang anak bertahun lamanya.
Bengkak akibat merambatnya kanker di area pembuluh getah bening ini teramat sulit untuk mengempis secara umum, dan di situlah sebagian masyarakat yang menyaksikan itu seolah berbondong untuk menyembuhkan dirinya masing-masing. Nggak tanggung-tanggung malah akan membawa sekian banyak teman-temannya untuk berobat. Hal yang sudah biasa saya temui dan selalu demikian. Dan pastinya akan saya tolak halus.
Selalu saya katakan: "Bukankah di awal selalu saya katakan bahwa penyembuhan itu karena Allah semata? Saya banyak dusta dan jangan dipercaya. Justru kepercayaan Anda seperti ini (dengan membawa sekian banyak orang ke saya) itu bukti bahwa Anda belum memahami hakekat penyakit. Penyakit itu tidak akan pernah disembuhkan jika Anda masih menakar berat ringannya penyakit tanpa mendudukkan diri nol kehadirat Allah SWT. Penyakit itu ujian bukan sekadar untuk disembuhkan.
Jika Anda hanya fokus pada penyembuhan tanpa instropeksi atas segala khilaf diri atas ketentuan Allah SWT, maka merugilah diri atas ujian itu. Memandang penyakit itu sebuah aib yang harus disingkirkan (dengan cara usaha pengobatan ke mana-mana) tanpa merenung sekaligus berusaha mengenal Kekuasaan Allah SWT itu sama halnya Anda belajar untuk tidak bersyukur."
Tiada satupun salah penyakit itu hadir di diri seseorang sepengalaman saya tanpa sesuatu yang berlebih-lebihan yang dilakukan sebelumnya, entah itu makan berlebihan, pola hidup berlebihan, iri dengki, kemarahan berlebihan, arogan, dan lain sebagainya. Selalu yang bersifat berlebih-lebihan. Ini jumawa, sombong atas ketentuan Allah SWT untuk bersifat bersahaja, secukupnya saja, sesuai manfaat.
Nah bagaimana bisa sebuah penyakit yang hadir dari sifat-sifat berlebihan ini dengan mudahnya minta disembuhkan tanpa satupun menyadari hakekat dari penyakit itu sendiri?
Bersyukurlah Allah masih sayang pada kita dengan menghadirkan penyakit sebagai bahan koreksi diri.
Jujurlah pada diri sendiri, akui segala khilaf apapun itu. Kejujuran sesungguhnya akan diuji seiring berjalannya waktu, bukan atas dasar ucapan semata karena ucapan itu penuh dusta. Merenunglah atas semuanya agar cahaya Tuhan sudi mampir di kalbu yang sakit. Jika cahaya ini mampir, niscaya segala penyakit akan sirna walaupun seolah tidak mungkin disembuhkan.
FITRULLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar