Analisis saat itu tentang Brexit: Wednesday, July 6, 2016
Keputusan brexit seolah tidak direncanakan, artinya keluarnya UK dari EU dapat membawa kejatuhan UK.
Apakah akan ada perang saudara di dalam
Inggris sendiri?
Hasil Brexit yang tipis bisa saja
berdampak pada Perang Sosial Media ( Social Media wars) dengan
istilah minority-majority akan saling hina dan menyalahkan.
Kalau Scotlandia diprediksi akan
melepaskan diri dari UK.
Di lain pihak, ada yang memperkirakan
bahwa UK akan jauh lebih kuat karena secara ekonomi UK kuat. Namun
masalah terbesar mereka (UK) saat ini adalah imigran, jadi keputusan
Brexit bisa berimbas pada safety place citizennya, sementara di EU
harus berbagi imigran.
Dari sudut pandang ekonomi, UK negara
kaya, menghabiskan uang untuk mengurusi negara-negara EU yang kurang
beruntung, karena itulah UK ingin merestrukturisasi kebijakan
ekonominya.
Menurut analisa bahwa transisi ini
tidak akan mudah.
Mengapa?
Kenyataan yang ada saat ini adalah:
- Orang-orang EU yang saat ini yang memiliki bisnis di UK sudah mulai menggeliat, mulai berfikir menutup usahanya di UK dan kembali pulang ke negaranya asal,
- Begitu juga para pekerja non UK turut merasakan dampak Brexit,
Kedua point di atas
adalah dampak ketidakpastian atas penggodokan new regulations
(peraturan baru) untuk para imigran.
Diprediksi isu
sara mulai ditiup.
- UK sendiri tidak bisa serta merta menjual barang produksinya ke EU kembali, tanpa meninjau kembali sertifikasi-sertifikasi standar EU, karena UK sudah bukan anggota EU lagi.
- Dampak dari point ke-3 adalah peningkatan anggaran untuk peninjauan sertifikasi standar tersebut sehingga harga jual menjadi lebih mahal.
- Produk-produk Inggris sudah tidak menjadi primadona global lagi, tidak seperti fashion Spanyol atau teknologi dari Jerman, makanan dari Belanda, yang secara notabene dikenal baik di seluruh dunia,
- maka dengan adanya itu ditambah biaya menutupi Production Cost nya, diprediksi barang-barang produksi UK menjadi tidak laku di Uni Eropa.
- Ditambah sentimen pribadi dari beberapa negara Uni Eropa yang masih dibawah standar ekonomi layak Masyarakat Eropa, maka produk-produk Inggris dapat mengalami kesulitan pemasararn di Masyarakat Uni Eropa sendiri.
>> Sementara itu ada beberapa voters yang
menyesal setelah hasil polling keluar, karena dia vote “leave”,
dan it's happening <<.
Diharapkan tokoh-tokoh kunci
pemerintahan dan parlemen UK dapat membuat kebijakan yang baik untuk
obyek-obyek vital.
#GlobalResearch
#Fitrullah
(sumber: kesimpulan analisis dari dialog interaktif dengan Pip Wusa, dari Negeri Belanda)
Catatan: sumber gambar dari internet, , sebagai ilustrasi semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar