Mematahkan Takdir
Ini yang menjadi pembicaraan beberapa orang, yakni apa benar takdir itu setelah terjadi ataupun sebelum terjadi, trus dimanakah peran alam fikiran ikut mempengaruhi takdir itu sendiri? Ketika seseorang mengatakan bahwa (misal) takdir si A adalah berjodoh dengan si B, namun di tengah jalan akhirnya ada saja jalan hidup sehingga si A dan si B berpisah entah oleh sebab-sebab tertentu. Di sini baik si A dan si B menyadari (masih awal) bahwa mengedepankan rasa tanpa menyerahkan sepenuhnya pada Sang Maha Pencipta itu sebuah kekeliruan. Rasa inilah yang mengkamuflase arti sebuah takdir itu sendiri.
Pingin tahu apa itu takdir? cobalah untuk tidak melakukan apapun juga (tidak kerja, hanya duduk diam di rumah, tidak perlu makan dan minum), di sini Anda akan diseret ke arah takdir tertentu yakni sakit dan sejenisnya.
Lain lagi kalau Anda coba untuk bekerja terus, niatkan juga untuk mencari nafkah untuk mencari uang demi kebutuhan,pacu terus dan fokus itu, niscaya kelak takdir akan berkata lain, mungkin Anda akan kaya raya, namun sakit atau terbentuk sifat-sifat yang egois dan sejenisnya.
Coba lagi dengan takdir yang lain, misal makan dan minum, puaskan rasa makan dan minum setiap saat, anggap saja bersyukur atas hadiah Tuhan atas rizki pada Anda dengan menikmatinya setiap saat, makan dan terus makan. Niscaya Anda akan sakit juga, entah sakit fisik ataupun sejenisnya.
Atau Anda memilih tidak belajar keras dari setiap masalah yang dihadapi, juga boleh. Silahkan saja bermalas-malas, tidak usah belajar, gitu saja tiap hari, maka Anda akan menuai hasilnya mungkin berupa kemiskinan ataupun rasa gelisah karena kekosongan ilmu pengetahuan tentang arti hidup ataupun sakit.
Semua hal bisa Anda lakukan dan itu menentukan arah takdir Anda.
Jadi pertanyaannya: Apa itu takdir?
Menurut saya yang masih bodoh ini, takdir itu adalah menyadari bahwa takdir diri adalah beribadah pada Allah dan memberi manfaat pada kehidupan dari nilai ibadah tersebut dengan mengutamakan ridho Allah semata. Ada terbersit rasa muncul, maka sesal akan didapat dalam perjalanan hidup kita sehingga pelan-pelan kita akan mendapat hikmah hidup, dipintarkan Allah untuk memahami apa itu takdir. wallahu alam. (fitrullah, angon kehidupan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar