#Riset_Kemanusiaan_yang_Adil_dan_Beradab
https://www.fitrullah.com
(Sumber Foto: dari internet, sebagai ilustrasi semata)
Tubuhnya sudah rapuh. Untuk berjalan saja terseok-seok, sangat pelan. Selalu menitikkan airmata jika kita jeli melihatnya, karena airmata ini tidak akan terlihat karena beliau sering memakai topi.
Bertemu tidak sengaja dengan beliau adalah saat saya membeli nasi penyetan. Ada seorang sangat sepuh, duduk menatap warung penyetan tempat saya beli. Dari jauh tidak akan kelihatan sosoknya karena gelapnya malam. Beliau duduk memojok di sudut jalan.
Saya perhatikan sesekali, beliau menunduk namun menatap warung penyetan saat perhatian saya beralih ke lain tempat.
Kemudian saya dekati beliau, saya bertanya apa sudah makan? dijawab beliau belum nak sejak tadi siang. Masyallah, segera saya berikan uang dan menuntun beliau untuk sama-sama beli nasi penyetan. Saya sengaja melakukan begini agar ada derajad yang sama ketika beliau bisa membeli makanan.
Tiba saatnya kami berpisah, dan beliaupun berpamitan sembari mengucapkan rasa terima kasih namun saya kembali berkata bahwa ini kewajiban bagi siapapun yang melihat dan mendengar hal ini. Saya justru malu kalau tidak berusaha memperhatikan jenengan.
Esoknya, kami pun bertemu kembali masih di kampung tersebut. Dari jauh saya amati, beliau hanya menatap (dari jauh) satu demi satu warung, kemudian duduk ketika kelelahan. Gemetar badannya saya amati. Saya dekati dan sapa, beliaupun mengenali saya. Kami pun mengobrol cukup lama dan tak lupa saya selipkan sedikit uang di sakunya untuk makan. Menangislah beliau dan mendoakan saya agar amanah dalam menjaga amanah jabatan kelak, selamat dunia akherat. Cukup tergetar saya mendengar itu, saya hanya orang pinggiran, yang tak berjabat apapun. Gara-gara kejadian itulah, saya serasa disadarkan bahwa saya harus memastikan beliau bisa makan setiap harinya. Saya selalu cari beliaunya sampai ketemu.
Dari sinilah saya menyadari betul bahwa pastinya banyak orang-orang seperti beliau di luar sana, yang tak mampu raga, namun tak mau mengemis, yang membutuhkan dari lubuk sanubari kita untuk sedikit peduli, memperhatikan, dan membantu permasalahan hidup mereka seoptimal mungkin atas ijin Allah SWT. Tugas kita hanya berusaha, Allah Yang Maha Menentukan. Saya akan berusaha menjaga amanah saat ini dan kelak, untuk terus memperhatikan masyarakat, atas ridho Allah SWT.
#Tingkatkan_kepedulian_pada_mereka_yang_merasa_sebagai_orang_tersisihkan_karena_di_doa_dan_hati_mereka_lah_rahmat_dan_berkah_Allah_SWT
#Riset_Kemanusiaan_yang_Adil_dan_Beradab
https://www.fitrullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar